Kegunaan / Fungsi / Manfaat Pakaian

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari.  Manusia membutuhkan pakaian karena pakaian menawarkan berbagai kebaikan atau manfaat kepada para pemakainya.  Pakaian yang digunakan oleh seseorang haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada agar tidak menyebabkan masalah, baik pada diri sendiri maupun dengan orang lain yang berada di lingkungan sekitarnya.

Beberapa Fungsi / Kegunaan / Manfaat Pakaian (Baju) Pada Manusia (Orang) :

1. Menutupi Aurat Manusia

Pakaian yang baik adalah pakaian yang menutupi aurat seseorang.  Aurat sebisa mungkin ditutupi agar tidak menimbulkan berbagia hal yang tidak diinginkan terutama dari lawan jenis.  Aurat berhubungan dengan rasa malu pada manusia, sehingga orang yang tidak menutup auratnya dengan baik bisa dianggap sebagai orang yang tidak tahu malu oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

2. Pelindung Tubuh Manusia

Penggunaan pakaian yang baik akan mampu melindungi tubuh dari berbagai hal yang dapat memberikan pengaruh negatif pada manusia.  Contohnya seperti perlindungan tubuh dari sinar terik matahari, hujan, hawa dingin, hawa panas, debu, kotoran, dan lain sebagainya.  Tubuh yang tidak tertutupi pakaian dengan baik bisa mudah terkena penyakit dan juga lebih mudah kotor.  Tentu saja pakaian yang digunakan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang ada sehingga tubuh terlindungi secara maksimal.

3. Simbol Status Manusia

Dalam tingkatan strata masyarakat, pakaian bisa memperlihatkan tingkat status seseorang.  Misalnya saja dalam dunia militer pakaian jendral dibuat berbeda dengan pakaian prajurit biasa sehingga mudah untuk dikenali.  Selain dalam dunia militer, dalam lingkungan kerajaan, lingkungan pemerintahan, lingkungan adat, bahkan lingkungan masyarakat umum biasa pun juga bisa memiliki pakaian-pakaian tertentu sebagai pembeda status tingkatan manusia yang satu dengan yang lainnya.

4. Penunjuk Identitas Manusia

Manusia bisa menunjukkan eksistensi dirinya sendiri kepada orang lain melalui pakaian yang dikenakan.  Bisa lewat tulisan pada pakaian, aksesoris pakaian, model pakaian, warna, dan lain sebagainya.  Orang yang memiliki gengsi yang tinggi tentu saja akan berupaya mengenakan pakaian yang sedang trend atau populer di kalangannya walaupun harganya mahal.

5. Perhiasan Manusia

Seseorang bisa tampil lebih menarik jika mengenakan pakaian yang tepat.  Ditambah lagi dengan aksesoris pakaian dan juga ditunjang dengan perbaikan penampilan diri dapat meningkatkan daya tarik seseorang di mata orang-orang yang ada di sekitarnya.

6. Tempat Meletakkan Benda Bawaan Manusia

Kantong saku yang ada di baju manusia sangat penting fungsinya untuk menaruh berbagai barang-barang bawaan manusia.  Biasanya benda yang diletakkan di kantong pakaian, baik baju maupun celana / rok antara lain seperti handphone / ponsel, dompet, uang, kunci, dan lain-lain.

7. Membantu Kegiatan / Pekerjaan Manusia

Pekerjaan tertentu akan menjadi lebih mudah dilakukan apabila seseorang memakai pakaian khusus.  Contohnya seperti pakaian menyelam yang cocok untuk digunakan pada kegiatan diving di laut, pakaian loreng tentara yang cocok untuk memanipulasi pandangan musuh, pakaian anti api bagi para pembalap, pakaian badut untuk orang yang hendak menghibur anak-anak, dan lain sebagainya.

8. Menghilangkan Perbedaan Antar Manusia

Penggunaan baju seragam yang sama pada banyak orang bisa menguragi perbedaan di antara orang-orang tersebut.  Salah satu contoh yang paling nyata adalah penggunaan pakaian ihram (muhrim) pada orang-orang yang melaksanakan ibadah umrah atau ibadah haji di Kota Mekah.  Setiap orang akan menggunakan pakaian yang sama (laki-laki) sehingga setiap orang akan merasa sederajat, tidak ada perbedaan.  Yang menjadi pembeda adalah ketakwaannya saja terhadap Allah SWT.

Pakaian Adat Jawa Tengah

Pakaian Adat Jawa Tengah Ada banyak ragam jenis busana adat Jawa Tengah. Namun, di artikel kali ini akan kami batasi 2 jenis pakaian saja yang akan dibahas. Kedua pakaian tersebut adalah pakaian resmi dan pakaian pengantin adat Jawa.

Pakaian Adat Jawa Tengah

1. Pakaian Resmi Adat Jawa Tengah Pakaian resmi adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep adalah pakaian pria yang terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk keperluan adat. Jawi jangkep terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga, bawahan berupa kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berupa blangkon, serta aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki). Berikut ini adalah gambar seorang pria yang mengenakan pakaian Jawi Jangkep tersebut. Sementara kebaya adalah pakaian adat wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung, konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang, serta kipas. Dalam praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial si pemakainya.

Kebaya umumnya dibuat dari bahan kain katun, beludru, sutera brokat,dan nilon yang berwarna cerah seperti putih, merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Untuk modelnya sendiri ada kebaya panjang dan kebaya pendek. Kebaya panjang bagian bawahnya mencapai lutut, sementara kebaya pendek bagian bawahnya hanya mencapai pinggang. Di bagian depan sekitar dada, terdapat kain persegi panjang yang berfungsi sebagai penyambung kedua sisinya.

Sebagai bawahan kebaya, kain tapih pinjung atau kain sinjang jarik bermotif batik digunakan dengan cara melilitkannya di pinggang dari kiri ke kanan. Untuk menguatkan lilitan, digunakan stagen yang dililitkan di perut sampai beberapa kali sesuai panjang stagennya. Agar tidak terlihat dari luar, stagen kemudian ditutupi dengan selendang pelangi berwarna cerah.

2. Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah Selain pakaian resmi, dikenal pula beberapa pakaian pengantin adat dalam budaya Jawa Tengah. Jenis pakaian pengantin sendiri amatlah beragam tergantung dari acara apa yang sedang dihadapi. Untuk diketahui, dalam pernikahan adat Jawa, terdapat beberapa upacara yang harus dijalani oleh sepasang mempelai. Upacara tersebut antara lain upacara midodareni, upacara ijab, upacara panggih, dan upacara setelah panggih. Dalam setiap upacara tersebut, pengantin wajib mengenakan beberapa jenis pakaian yang antara lain sebagai berikut

Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah

Upacara Midodareni
Pada upacara midodareni, pakaian pengantin pria adalah baju Jawi Jangkep yang terdiri atas baju atela, sikepan, udeng,sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, dan selop. Sementara wanitanya menggunakan busana sawitan. Busana tersebut terdiri dari kebaya berlengan panjang, stagen, dan kain jarik bercorak batik. 

Upacara Ijab
Saat upacara ijab, busana yang dipakai pengantin wanita adalah baju kebaya dan kain jarik, sedangkan pengantin pria memakai busana basahan. Busana basahan pengantin pria disini terdiri dari dodot bangun tulak, kuluk matak petak, sabuk dengan timang dan cinde, stagen, celana panjang berwarna putih, keris warangka ladrang, dan selop. 

Upacara Panggih
Dalam upacara panggih, kedua mempelai menggunakan pakaian adat Jawa Tengah bernama busana basahan.  Busana ini terdiri dari kemben, dodot bangun tulak (kampuh), selendang sekar cinde abrit (sampur), dan kain jarik bermotif cinde sekar merah. Selain itu, beberapa perhiasan juga dilekatkan pada tubuh pengantin. Untuk pria, perhiasan tersebut adalah kalung ulur, cincin, timang/epek, bros, dan buntal, sementara untuk pengantin wanita yaitu cunduk mentul, centung, jungkat,kalung, cincin, gelang, bros, subang, dan timang.

Pakaian Pengantin Adat Jawa Tengah

Artikel Pakaian



Tentang pakaian, ada orang yang sesuka hati saja. Dia bisa memakai pakaian yang disukainya sampai kusam, hilang warnanya, atau sedikit sobek. [Maaf, itu contoh yang buruk dalam hal fashion.]

Juga tentang pakaian, seorang dosen berkata, “Saya paling tidak peduli mahasiswa masuk kelas saya memakai sandal jepit dan kaos oblong, asalkan mereka datang kuliah membawa ‘otak’ mereka.”

Masih tentang pakaian, konon ada seorang pekebun kayu sengon yang mengenakan sarung dan kopiah lusuh. Ia disangka pengemis sehingga diusir oleh karyawan showroom mobil, padahal dia hendak membeli mobil niaga.



Para pakar fashion meyakini, pakaian itu mengekspresikan pribadi seseorang. Pakaian rapi yang Anda kenakan mencerminkan diri sebagai pribadi yang rapi dalam bekerja, bahkan hidup pun tertata rapi, benarkah?

Ada yang menilai pakaian itu simbol prestise sosial, tak heran kalau brand atau merek ternama menjadi ikon masyarakat kelas atas.

Pakaian dinas juga dianggap sebagai simbol otoritas dalam masyarakat, seperti kata Erich Fromm, “Otoritas yang nyata (dianggap nyata) dialihkan pada pakaian dinas... meski pakaian dinas itu tidak selalu mewakili kualitas kompetensi seseorang.”

Pakaian lazim dijadikan simbol otoritas, prestise sosial, dan identitas seseorang. Anda mungkin termasuk orang yang respek fashion, memberi perhatian ekstra pada pakaian yang Anda dan orang lain kenakan.

Itu hak asasi, tetapi apakah sikap dan reaksi Anda juga asasi (bersifat mendasar)? Apakah orang-orang berpakaian mahal—tentu saja indah, modis, dan bagus—yang selalu menyita prioritas dan rasa hormat Anda? Apakah Anda merasa tidak nyaman bergaul, atau terbiasa memicingkan mata kepada yang berpakaian biasa-biasa saja?

Sebuah nasihat bijak mengatakan agar kita tidak menilai orang lain berdasarkan pakaiannya. Di mata Tuhan kita itu sama, entah mengenakan pakaian bermerek, seragam tentara, ataupun kaos oblong. Kita semua diperlakukan istimewa oleh Tuhan, tidak dibedakan berdasarkan pakaian yang kita kenakan.

Mungkin “benar” pakaian bisa merepresentasikan seseorang itu kaya atau miskin, bos atau jongos, tetapi tidak benar jika kita hanya mengasihi yang berpakaian indah, hanya menghormati yang berpakaian dinas.

Janganlah kita menghakimi ataupun memuliakan seseorang karena pakaian. “Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?” Hargailah orang lain karena dia adalah pribadi yang harus dihargai.

Busana Muslim Yang Salah




Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh muslimah indonesia dalam memakai busana muslimah :

1. Tidak menutup aurat secara sempurna
Banyak dari busana muslimah yang ada sekarang tidak menutup aurat secara sempurna, melainkan terdapat celah-celah yang memperlihatkan aurat walau hanya sedikit. Dan menurut jumhur ulama, bahwa aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Sebagaimana ulama ahli tafsir Imam Al-Qurthubi berkata : Pengecualian itu adalah pada wajah dan telapak tangan. Yang menunjukkan hal itu adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah bahwa Asma binti Abu Bakr menemui Rasulullah sedangkan ia memakai pakaian muslim tipis. Maka Rasulullah berpaling darinya dan berkata kepadanya : “Wahai Asma ! Sesungguhnya jika seorang wanita itu telah mencapai masa haid, tidak baik jika ada bagian tubuhnya yang terlihat, kecuali ini.” Kemudian beliau menunjuk wajah dan telapak tangannya. Allah Pemberi Taufik dan tidak ada Rabb selain-Nya”. Maka, selain muka dan telapak tangan, tidak boleh terlihat walaupun sedikit. Aurat yang sering ditampakan dalam berbusana muslimah yang salah antara lain:

Leher
Baik karena jilbab terlalu pendek atau karena jilbab yang diterpa angin.

Lengan
Beberapa muslimah hanya menggunakan baju muslim berlengan panjang tanpa decker. Sehingga ada bagian lengan yang terlihat bila tangan digerakkan. Padahal dari ujung bahu sampai pergelangan tangan termasuk aurat yang tidak boleh terlihat. Bahkan yang lebih parah lagi ada diantara mereka yang memakai baju berlengan pendek!

Rambut
Baik rambut yang terurai didepan, dibelakang atau disekitar daerah telinga tidak boleh terlihat.

Kaki
Sungguh mengherankan, bahwa syariat memerintahkan laki-laki untuk menjauhi isbal (menjulurkan celana melebihi mata kaki) dan wanita diperintahkan menjulurkan pakaiannya sampai melebihi mata kaki, namun yang banyak terjadi justru sebaliknya! Laki-laki banyak ber-isbal, dan wanita malah berpakaian lebih tinggi dari mata kaki, sehingga terlihatlah bagian kakinya, mulai dari sebagian betis hingga punggung kakinya. Padahal kaki (semua bagiannya) termasuk aurat yang tidak boleh terlihat. Untuk hal ini dianjurkan memakai busana yang panjangnya melebihi mata kaki, atau bahkan sampai menyentuh tanah. Atau mengenakan kaus kaki yang tebal.

2. Ketat

Hal ini yang banyak belum diketahui para muslimah, bahwa Islam melarang muslimah berbusana ketat. Lalu apa batasan ketat? Dalam kitab Hijab Mar’atil Muslimah, Syaikh Muhammad Al-Albani menjelaskan bahwa busana muslimah dikatakan ketat jika dapat menggambarkan bentuk anggota tubuhnya. Hal ini berdasarkan hadist Usamah: Usamah bin Zaid pernah berkata : Rasulullah pernah memberiku baju Quthbiyah yang tebal yang merupakan baju yang dihadiahkan oleh Dihyah Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Quthbiyah ?” Aku menjawab : Aku pakaiakan baju itu pada istriku. Nabi lalu bersabda : “Perintahkan ia agar mengenakan baju dalam di balik Quthbiyah itu, karena aku khawatir baju itu masih bisa menggambarkan bentuk tulangnya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). Jadi, baju ketat bukan hanya baju yang kainnya menempel dengam erat dikulit, namun termasuk juga baju yang agak longgar namun masih dapat menggambarkan siluet dan bentuk tubuh. Seperti pada beberapa baju gamis muslimah yang banyak digunakan sekarang, yang terdapat belahan pada bagian pinggulnya sehingga bila digunakan masih bisa memperlihatkan lengkung pinggang dan pinggul atau siluet si pemakai. Termasuk ketat juga jilbab yang terdapat karet atau ikatan dibagian lehernya yang bila digunakan dapat menggambarkan bentuk kepala, leher dan bahu si pemakai. Suatu kesalahan pula yang banyak dilakukan para jilbaber yang sudah berjilbab besar, yaitu memakai jaket di luar jilbabnya. Hal ini menyebabkan hilangnya fungsi jilbab yang menutupi bentuk tubuh bagian atas. Dengan memakai jaket di bagian luar jilbab, akan memperlihatkan bentuk tubuh, bentuk siluet, bahu, lengan, dan lengkung pinggang si pemakai. Solusinya, pakailah jaket di dalam jilbab (jilbab menutupi jaket).

3. Jilbab terlalu pendek

Sungguh mengherankan beberapa saudara kita muslimah, yang ia sudah menyadari wajibnya menutup aurat, namun di dalam hatinya masih ada keinginan untuk menonjolkan bagian-bagian tubuhnya agar terlihat indah dimata laki-laki. Waliyyadzubillah. Sehingga mereka pun memakai jilbab sekadarnya saja, terlalu pendek. Lebih lagi gencarnya syiar ‘busana muslimah gaul’ yang lengkap dengan jilbab pendek dan ketatnya. Bahkan kadang hanya sepanjang leher dan diikat-ikat dileher sehingga bagian dada (maaf) tidak tertutupi jilbab. Sungguh ini sebuah kesalahan fatal dalam berbusana muslimah. Padahal telah jelas dalil menyebutkan:

“Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh mereka” (QS. Al Ahzab: 59 ). Juga firman Allah Ta’ala yang artinya: “Dan hendaklah mereka menutupkan khimar ke dada mereka…” (QS. An Nur : 31)

Maka disini jelas bahwa panjang jilbab adalah sampai seluruh tubuh dan panjang khimar adalah sampai menutupi dada.Perlu diketahui di sini bahwa ada sedikit salah paham tentang makna jilbab. Jilbab dalam pengertian syariat adalah kain yang dikenakan kaum wanita di atas pakaian yang ia kenakan, atau denga kata lain jilbab adalah pakaian luar yang dipakai oleh seorang muslimah. Definisi ini dikuatkan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqolani, Imam Al Baghawi, Ibnu Hazm, Al Qurthubi, dan Ibnu Katsir. Misalnya seorang muslimah memakai gamis kecil dan rok terusan, kemudian dilapisi gamis panjang sampai kaki plus kerudung syar’i yang panjang di atasnya, maka gamis panjang dan kerudung panjang tersebut adalah jilbab. Sedangkan khimar adalah kerudung kecil yang dikenakan di dalam jilbab.

Pakaian Adat Jawa Tmur


Pakaian Adat Jawa Timur –  Secara sekilas pakaian adat Jawa Timur mirip dengan pakaian adat Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan pengaruh kebudayaan dan adat Jawa Tengah sangat banyak.

Namun tetap berbeda, pakaian adat Jawa Tengah mengambarkan  perilaku orang Jawa Tengah yang santun yang berbalut filosofi dalam kain batik.

Sedangkan pada Pakaian adat Jawa Timur mencerminkan ketegasan dan kesederhanaan kebudayaan Jawa Timur.

 Selain itu yang membedakan pakain adat Jawa Timur dengan Jawa Tengah adalah penutup kepala yang dipakai atau Odheng. Arloji rantai danf sebum dhungket atau tongkat.

Pakaian adat Jawa Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya  dipakai pada saat acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur.Selain busana Mantenan, pakaian khas Madura juga termasuk pakain adat Jawa Timur.
Pakaian khas Madura biasa disebut pesa’an. Pakaian ini terkesan sederhana karena hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana longgar. Untuk wanita biasa menggunakan kebaya.
Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan warna cerah yang mencolok. Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat jelas.
Hal ini merupakan nilai budaya Madura yang sangat menghargai keindahan tubuh. Bukan sebagai sarana pornografi.
Warna – warna yang mencolok dan kuat yang dipakai dalam busana Madura mennjukan karakter orang Madura yang tidak pernah ragu – ragu, berani, terbuka dan terus terang.
Sedangkan untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos dengan kain panjang. Lengkap dengan odeng yang menunjukan derajat kebangsawanan seseorang.

Sejarah Pakaian

Sejarah Pakaian

Untuk anda yang ingin mengetahui Sejarah Pakaian Manusia, tentunya banyak sekali situs di internet yang menyediakan informasi seputar Sejarah Pakaian. 
Pada awal peradaban manusia memanfaatkan kulit pohon ataupun kulit hewan sebagai bahan pakaian. Sedangkan para prajurit pada masanya menggunakan bahan baju dari logam. Mulai awal perkembangan pakaian setelah manusia mengenal tradisi menenun maka manusia mulai membuat pakaian dari benang yang dipintal dari bulu domba, sutera dan lainnya. Setelah itu mulailah pada era modern yang berbagai kebutuhan pakaian manusia dapat terpenuhi untuk menutup tubuh.
Pada sebuah studi di Universitas Florida, Amerika Serikat menghasilkan sebuah riset bahwa manusia mulai berpakaian sekitar 170.000 tahun lalu sedangkan manusia modern mulai berpakaian sekitar 70.000 tahun sebelum bermigrasi ke daerah yang lebih tinggi. Migrasi tersebut terjadi sekitar 100.000 tahun lalu. Studi tersebut juga memperkirakan bahwa manusia mulai mengenakan pakaian setelah kehilangan rambut pada tubuhnya.
Sedangkan manusia di nusantara sendiri mengenal tradisi berpakaian sejak zaman batu muda (Neolitikum). Pada saat itu mereka dapat membuat pakaian dari kulit pohon yang sederhana yang telah di perhalus. Kegiatan membuat pakaian dari kulit pohon ini merupakan pekerjaan bagi kaum wanita.

Pengertian dan Fungsi Pakaian Serta Perbedaan Busana dan Pakaian

kata pakaian, Tentu sudah tidak asing lagi bagi kita. Karena pakaian merupakan hal yang selalu melekat pada tubuh kita. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia selain pangan dan papan. Pakaian merupakan alat penutup tubuh yang akan memberikan kepantasan, Kenyamanan serta keamanan. Dalam kehidupan sehari-hari, Kadang kita menyebut pakaian adalah busana atau

sebaliknya, Walaupun sebetulnya tidak sama, Karena pada artikel tentang busanapakaian adalah bagian dari busana. Sedangkan busana mempunyai cakupan yang lebih luas dibandingkan pakaian, Karena busana menyangkut semua yang dikenakan manusia dari ujung kepala samapai ujung kaki, Sedangkan pakaian meliputi baju, blouse, kaos, Rok, Celana dan juga pakaian dalam.

Seiring perkembangan peradaban manusia, Dalam memilih serta memakai busana dan pakaian Seseorang selalu mengikuti perkembangan mode yang selalu berjalan, Sedangkan mode busana atau pakaian akan terpengaruh perubahan budaya serta perkembangan peradaban. maka dari itu tidak sedikit desainer busana dan pakaian selalu mengeluarkan ide atau gagasan kreatif dan inovatif dalam hal busana atau pakaian. Dan dari ide atau gagasan kreatif inovatif yang ditawarkan kemasyarakat akan tercipta trendsetter.

Pakaian dalam kehidupan sehari-hari mempunyai fungsi yang bergam, Berikut beberapa fungsi pakaian yang biasa kita kenakan.
Fungsi utama untuk menutup tubuh (Fungsi ini akan memberikan kepada pemakai rasa nyaman dan  Aman )
Nyaman hubungannya dengan kepantasan dan rasa dalam berpakaian, Hal ini akan sangat berhubungan pula dengan norma dan aturan yang berlaku pada masyarakat tertentu. Selain itu, Nyaman juga berhubungan dengan rasa yang dirasakan oleh pemakainya. Sebagai contoh seseorang yang bertubuh gemuk tentu tidak akan nyaman jika memakai baju dengan ukuran kecil, atau seseorang yang tinggal dilingkungan pesantren tentu tidak akan nyaman jika mengenakan pakaian ketat.
Aman hubungannya dengan gangguan yang akan merugikan, Pakaian dalam fungsinya memberikan keamanan adalah sebagai benteng atau tameng dari gangguan. Misal gangguan dari udara dingin, Panas, atau gangguan yang diakibatkan karena pandangan mata.

Fungsi pakaian 
sebagai lambang status atau identitas dalam kehidupan sosial.
Selain sebgai menutup tubuh, Pakaian juga mempunyai fungsi lain yang dapat menunjukkan lambang status  atau identitas seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Lambang status, Kadang akan bisa dengan mudah mengenali suatu komunitas. Misal pakaian yang biasa dikenakan oleh anak punk, Pakaian yang dikenakan clup motor.
Sedang fungsi pakaian sebagai identitas, Misal seragam Polisi, atau seragam lain yang bisa menunjukkan suatu identitas seseorang. Atau misal wanita dengan pakaian muslim lengkap.